skip to main |
skip to sidebar
Untuk Pria yang selalu ku jaga hatinya
Kepada kamu ditempat yang tak terdeteksi oleh kornea ku,
Entah dibagian mana kakimu berpijak malam ini,namun sepasang sayap itu telah membawamu terbang jauh. Hanya tersisa sedikit bayang di spion masa lalu. Kita ini seperti dua lilin yg menjaga cahayanya masing2,sudah mati berkali kali, diredupkan angin,tapi masih berusaha menghidupkannya lagi. Dan mungkin kamu adalah lilin yang sudah lelah berusaha. Tidak kah kamu lihat rasi bintang malam ini?mereka saling berhubungan,dan menjadi penghubung. Bisakah kita seperti mereka?
Aku tau separuh hatimu sedang berjalan menuju tempat yang baru. Entah kemana hatimu akan berlabuh. Tapi satu yang perlu kau tau,sesakit apa hatiku sekarang ini tak mungkin bisa membuatku berpura pura membencimu. Hati ini masih punya ruang,ruang untuk mencintaimu. Dan aku tak pernah bosan duduk menunggu sampai kau pulang ke hatiku. Mereka bilang ini penantian sia sia. Tapi buatku,mencintaimu adalah suatu rasa yang luar biasa. Aku tak pernah menyesal ketika kita dipertemukan.
Ini hanya sebagian peristiwa yang Tuhan ingin lukiskan pada selembar kanvas putih. Kamu dan aku objeknya. Ketika pelangi berada di atas kepala kita,dan mewarnai hari hari yang kita lewati. Atau ketika hujan membasahi jalanan ibu kota dan juga menemani air mata kita.
Untuk pria yang selalu kujaga hatinya, aku tak pernah absen menaruh namamu di dalam setiap doaku. Dengan barisan barisan permintaan sederhana kepada Tuhan,ia pasti tau aku masih mencintaimu. Dengan doa doa yang masih belum dikabulkan,Ia membiarkan aku menunggu,dan membiarkan kamu tau begitu besar rasa cinta ku untukmu. Surat ini hanya segelintir kata yang tidak bisa sampai lewat jarak yang tercipta. Dan merpati putih akan menghantarnya lewat sela sela mimpimu malam ini.
Dengan penuh cinta yang tak pernah ada habisnya
No comments:
Post a Comment